Linda Lidiya
Semata
Wayang
Perjalanan
Hidup Gadis Sunda
Cerita ini kupersembahkan untuk
orang tua,
dan sahabat masa kecilku.
Cerita ini tentang masa kecilku
yang
dibesarkan ditanah sunda.
Masa kecil adalah masa yang indah
menikati dunia tanpa rasa pusing, hidup memang banyak rintangannya namun kita
sebagai manusia harus bisa melewati setiaP ujian yang datang, karna dibalik
sebuah masalah tersimpan kebahagiaan yang belum terbongkar.
Ibu adalah kekuatan
Aku adalah gadis yang terlahir di tanah
sunda orang tuaku semuanya asli sunda yaa sunda memang tanah kelahiranku
budayaku dan hidupku, aku lahir di kampung yang tidak semua orang mengenali
nama kampungku memang kampungku terpencil namun orang tuaku berusaha keras agar
aku bisa bersekolah.
Pagi itu di masa kecilku ketika berumur
empat tahun orang tua mendaftarkanku
masuk TK, dulu tidak semua anak seusiaku yang berkeinginan untuk sekolah TK
anggapannya tidak penting dan hanya membuang-buang waktu saja karna sekolah TK
harus diantar oleh orang tua. Namun ibuku tidak seperti ibu lainnya ibu selalu bersemangat
untuk mengantarkanku sekolah dari pagi hingga siang. Aku bersekolah TK di
AL-Islah Bobos Cirebon disana aku giat belajar bersama teman-teman, menurut ibu
aku adalah anak yang cengeng. hehehe selalu cepat nangis entah kenapa namun ibu
selalu memujiku dan tak lelah memberiku semangat agar aku tetap bersekolah.. hmmm ibu memang kekuatan
tersendiri buatku keringat ibu rasa sabar ibu setiap harinya tak mungkin aku
balas, aku memang beruntung mempunyai ibu sepertinya aaahhh susah di jelaskan
memang bagaimana rasa sayangku terhadap ibu.
Aku memang selalu diperlakukan berbeda dari
anak lainnya karna aku adalah anak semata wayang ada enak ada tidak enaknya
jadi anak semata wayang selalu merasa sepi karna di rumah hanya sendiri tidak
ada teman bermain selain ibu dan bapa, aku sering kali bertanya kepada ibu
kenapa aku tidak punya kaka atau adik.
Bu kenapa aku sendiri kenapa ibu tidak buat
bayi lagi?? Ibu hanya menjawab sambil tersenyum “na buat anak itu tidak gampang
seperti yang kamu inginkan anak itu titipan tuhan, dan jika ibu dipercaya lagi
oleh tuhan kamu akan punya adik. Punya kamu saja ibu sudah bersyukur karna
tidak semua wanita bisa mengandung”.
Dari itu saya jadi tau arti seeorang anak
di mata ibu yang melahirkanku, namun aku sempat kesal dengan omongan warga yang
sering kali berucap kalau aku ini anak manja aaarrrgghhh kesal sekali ingin aku
memarahi orang-orang itu namun ibuku melarangnya ibu memang luar biasa
kesabarannya, aku hanya bisa diam dan membuktikan kepada orang-orang itu
sekalipun aku anak semata wayang namun aku bukan anak manja yang
bermalas-malasan seperti anak pada umumnya.
Setiap
pagi ibu mengantarku ke sekolah melalui jalan sawah yang cukup jauh, yaah jaman
dulu jarang sekali kendaraan terutama jarak dari rumah ke sekolahku lumayan
jauh ibu dan aku tidak pernah lelah walaupun setiap harinya harus melewati
jalan setapak itu walaupun hanya berbekal uang yang tak seberapa dengan membawa
setepak nasi dan membawa sebotol minum air putih yang berbentuk boneka lucu
memang dengan membawa tas bergambar twitty jaman dulu bangga sekali rasanya
memakai tas seperti itu. aku memang anak yang pemalu dan pendiam, sesampai
sekolah aku duduk dibangku mungil bersama teman-teman yang kebenyakan dari
mereka adalah orang berada sedangkan aku hanyalah orang biasa-biasa saja namun
tekadku dan ibu tidak berhenti melahkah dan tidak minder dengan keadaan
keluerga kami dimata ibu semua manusia adalah sama.
Semangat Gadis Sunda
Selama dua tahun aku bersekolah TK akhirnya
lulus juga, lalu aku melanjutkan sekolahku ke SDN Lengkong Wetan II didaerah
Majaelengka. Kata ibu aku adalah anak yang malas sekali bangun pagi.. heehee
entahlah kenapa setiap hari berangkat sekolah aku selalu harus dibangunkan
bermalas-malasan di kamar walaupun niat untuk sekolah sangat menggebu.
Hari ini memang hari pertamaku masuk
sekolah SD. Bersama dua temanku iin dan ima mereka adalah sahabat keciliku
setiap pagi kami berangkat sekolah bersama, ohh ya aku hampir lupa iin ia masih
sodaraku setiap pagi iin selalu setia menungguku depan rumah untuk siap
berangkat dan ima ia adalah tetanggaku.
Pukul
06.20 aku dan iin siap berangkat untuk sekolah dengan memakai baju kebanggaan
Negara kita merah putih disertai sepatu bermerek NB. HAHA lucu memang jika
mengingat kenangan itu kami berangkat menuju rumah ima untuk berangkat bersama
dan kami bertiga menuju masjid bisa dibilang masjid itu adalah tempat dimana
anak kampungku berkumpul setiap paginya untuk berangkat sekolah bersama.
Dulu kebersamaan memang sangat erat tidak
ada yang namanya individual susah senang bersama, kami berangkat bersama
melalui jalan setapak yang hanya cukup dilewati oleh dua kakiku sungguh miris
keadaan itu beruntui-untui kami melintasi jalan setapak itu jika dilihat dari
jauh mungkin orang mengira gerombolan anak sekolah ini seperti kereta yang
melaju melewati rel yang lurus.
Dengan keadaan sepatu yang kotor oleh
tanah-tanah sawah terkadang membuat kami merasa minder sesampai sekolah melihat
teman-temanku yang lain yang memakai sepatu bersih tanpa ada sisa-sisa tanah
sawah yang kotor.
…’’jangan pernah minder karna sepatu kotor
pedee aja kali dott” ujar iin
Aku memang selalu dipanggil dott oleh
teman-temanku itu karna namaku linda diperjelekan jadi lindot dan di ambil
belakangnya saja menjadi dot, terima saja dipanggil seperti itu selagi nama itu
membuat hidupku lebih dikenal orang…. Hehe
Perasaanku tak karuan dihari pertama masuk
sekolah ini yang kukenal disini hanya iin dan ima hari pertama ini memang
sangat mengesankan bisa bekenalan dengan banyak teman, hari demi hariku lewati
di sekolah ini setiap hari melewati jalan setapak, saat musim hujan kami
bertiga berlari-lari dari sekolah menuju rumah yang melewati jalan raya dan
jalan setapak itu dikala hujan dan kami tak membawa payung kami bertiga
hujan-hujanan tak memikirkan akan sakit yang kami pikirkan hanya ingin pulang
ke rumah.
Dengan berbekal kantong pelastik aku
masukan buku-bukuku agar tidak basah. Di pinngir jalan raya kami berteduh karna
kami takut akan petir dan kendaraan truk yang melintas kami kedinginan menggigil
hujan yang deras itu membuat kami basah kuyup, namun kami tidak pernah mengeluh
tidak ada raut wajah yang sedih kami hanya bisa tertawa-tawa menikamti derasanya
hujan. Jika dipinggir jalan ada pohon pisang kami pun mengambil daun pohon
pisang itu sebagai pengganti payung, satu buah dahan pisang itu berusaha
melindungi kami bertiga dari derasnya hujan dijalan setapak kami terpaksa tidak
menggunakan daun pohon pisang itu karna kami tidak bisa berjalan bersama,
setiap hujan kami selalu mebuka sepatu agar sepatu itu bisa dipakai untuk besok
dengan membawa sepasang sepatu di tangan kiri dan kantong pelastik di tangan
kanan kami berlari melewati jalan setapak itu sambil bercanda gurau, memang
indah masa-masa itu.
Ketika musim panen di kampungku tiba aku,
iin dan ima setiap pulang sekolah segera bersiap-siap untuk mencari jamur
ditumpukan-tumpukan jerami yang sudah membusuk kami bertiga terus mencari jamur
itu tak peduli badan kotor penuh tanah sawah taka da rasa lelah dibenak kami
dari siang sampai sore kami mencari jamur ditumpukan-tumpukan jerami setelah dapat
kami langsung pergi ke sungai untuk mandi dan membersihkan jamur-jamur yang
diperoleh walaupun jamur yang kami dapat hanya sedikit saja namun
kami tidak menilai itu yang ada di benak
kami hanya kebahagiaan.
Aku pun langsung pergi ke rumah
memanggil-manggil ibuku untuk segera memasak jamur yang aaku peroleh ibuku
sangat senang melihat aku girang
mendapatkan jamur secuil itu jamur disawah itu memang lebih enak rasanya di
bandingkan jamur yang ada dipasaran begitu nikmatnya jamur itu rasa lelah
tidaklah aku rasakan.
Hidupku memang berkecukupan untuk makan
kesehariaanku dan aku pun mensyukurinya karna masih banyak orang diluar sana
yang tidak bisa makan.
5
Kebersamaan
Bunyi lonceng sekolah yang terbuat dari
besi itu berbunyi tengtong tengtong hingga tiga kalinya menandakan bahwa waktu
masuk sudah dimulai, sebelum masuk anak-anak SDN Lengkong Wetan II berjejer
didepan pintu kelas untuk diperiksa kebersihan dan kerapihan baju. Sekolah ini
memang terampil, rapih dan berusaha menjadikan anak didiknya menjadi anak yang
rapih dan terampil, setelah selesai kami pun duduk dan berdoa sebelum pelajaran
dimulai. Berlomba-loba mendapat nilai bagus berlomba-lomba untuk menjadi anak
yang pintar dikelas semangat juang ketika itu memang sangat luar biasa, ketika
waktu istirahat aku dan teman-teman selalu bermain umpet umpetan,, ada yang tau
g mainan kayak gitu,, itu loh yang kita harus bersembunyi dan siapa yang kalah
harus mencari dimana sipemenang bersembunyi, lari-lari mengelilingi kampung
Loji sampai-sampai kami lupa akan waktu istirahat yang telah habis. Loji adalah
singkatan dari lengkong wetan nama Loji memang lebih banyak dikenal
dibandingkan nama aslinya ntah kenapa aku pun tidak paham dan tidak tau
asal-usul kata itu. Ibu yayah guru kelas kami sampai marah-marah gara-gara
tingkah anak kelas karna sering
menghabiskan waktu istirahat untuk bermain keluar dari lingkungan sekolah,
saking tebelnya telinga kami, kami tidak pernah mau mendengar ocehannya ibu
yayah.. hehehe nakal sekali memang sampai-sampai ibu yayah sudah bosan
menasehati kami…
Aku duduk bersama maya, maya adalah anak
yang pintar dia berbakat saudararnya seorang guru yang mengajar di SD kami,
maya adalah anak yang baik dia cantik tinggi dan berkulit putih kedekatanku
dengan maya memang bisa dibilang begitu dekat bahkan aku sering kali main di
rumah maya seperti sudah di anggap sodara sendiri saja, ibu maya memanng hebat
ia terus menyekolahkan anaknya walaupun suaminya sudah tidak ada, makanya aku
salut dengan sosok maya yang ramah, baik dan pintar beruntunglah aku bisa duduk
bersama maya. I Miss Maya Meylantika. Hehehehe
Dikelasku ada duabelas wanita semuanya aku
akrab kemana-mana bersama main bareng
6
sampai nangis bareng. Eeh engga juga kali
ya.. hehhee
Dina termasuk anak yang paling pintar di
kelas dia pun baik dengan berambuut yang ikal tapi teetep manis ia sukanya
memakai rok merah yang bergaris-garis yang kelihatannya menjadi lebih lebar,,
hihihi ia suka bawa botol minuman panjang bewarna kekuning-kuningan,, yang
paling lucu dikelasku adalah dea dan tita mereka sama-sama gemuk sii hihi kalo
tita itu percis banget deh sama si tinaton tinggi gemuk putuh mukanya buleedd
iii pokonya unyu-unyu deh,,, hahha kalo si dea dia gemuk cuman dia pendek dan
berkulit sawo matang rambutnya itu loh yang menjadi ciri khas dia yang mirip
banget sama dora.. hahaha ya maklumm si kan dulu jamannya doraa…wkwkwkwk yang
buat salut sama si dea itu dia sangatt pandai melukis sampai-sampai dia ikut
lomba melukis se kabupatenn ya walaupun kalah,,,, ckckckckck aku salut karna
aku sendiri pun tidak tau baktnya dalam hal apa,, ahh sedihh dehh .. huhuhu
defi ia adalah sodaranya si dea si defi dia itu lucu kalo senyum buat orang
tertarik abis senyumnya defi membahana sekaliii,,, wekwekwek
Naaah lohhh gimana kaloo temanku si evi,
aas, selvi, aisah sama eri huuaaaahhh dikelas yang paling rempong bisa dijuluki
miss rempong itu si eviana putri bawaanya ribet banget deh tuh orang makanya
tanpa dia suasana enggga rame, lawaanyaa si evi itu si aisah kenapa coba
kenapa???? Hohhhhhhoho karna si aisah itu mulutnya bawel kalo ngomong pasti
suaranya membahana.. pokonya si kelasku ini kelas paling komplit macem-macem
sikaf ada disini. Itulah yang membuatku kangen dengan sekolah itu semua bisa
membuatku menjadii sebuah dorongan besar agar masuk sekolah ini.
7
ketegaran
Kejadian ini tak ku kira sebelumnya pada
saat bulan mulud sekolahku mengadakan lomba membuat nasi tumpeng aku beserta
temanku membuat nasi tumpeng itu bersama-sama dan kami putuskan untuk menginap
di rumah maya karna rumah maya dekat dengan sekolahku.
Sepulang sekolah aku bersma teman lainnya
menuju rumah maya unuk mencatat bahan apa saja yang harus di beli setelah semua
nya selesai kami putuskan yang berbelanja adalah orang tua maya. Aku dan teman
lainnya beranjak pulang, setelah sampai rumah aku segera beristirrahatt makan
dan tidur siang, sorenya aku harus ke rumah maya kembali dan aku berangkat diantar
oleh bapa dan ibu di perjalanan keluarga kecil ini begitu bahagia walaupun hanya
menaiki motor supra jadul. Tidak lama kemudian aku pun tiba dirumah maya
sebelumnya aku beum pernah menginap di rumah teman aku termasuk anak yang suka
diam dirumah untuk menemani ibu. Orang tuaku beranjak pergi walaupun mereka
tidak ingin aku menginap.
Kejadiaan tragis pun dimulai sepulang
mengatarkanku orang tuaku kecelakaaan aku sempat kaget pingsan dan menangis aku
tidak percaya mendapat sms dri orang tuaku yang mengabarkan bahwa mereka kena
musibah.
Denga rasa kaget badan ini serasa tidak ada
tulangnya lesu dan sangat lesu aku tidak terima akan takdir seperti ini aku
taku aku takutt dan aku sangat takitt kehilangan kedua orang tuaku, aku pun
beranjak pulang diantar ibunya maya untung keluarga maya baik bersedia
mengantarku pulang kerumah sepanjang jakan aku hanya bisa menangis tak
henti-henti.
Sesampai di kampung badaku makin terasa
lemas banyak orang-orang berkumpl saudara-saudaraku sudah berkumpul aku tak tau
harus berbuat apaa saudaraku yang biasa aku
8
panggil uwa emit ia memelukku menenangkanku
dan menyusut air mataku, lalu aku bertanya “bagaimana keadaan ibuku dimana
ibuku aku ingin ketemu ibu” sambil menangis tak henti banyak orang yang mengelilingiku
melihatku menangis aku benci keadaan seperti itu lalu uwa berkata “ibumu
baik-baik saja, ibumu ada di rumah sakit majalengka” aku belum tenang aku
merengek-rengek ingin di pertemukan dengan orang tuaku, ada orang berkata
bapaku tidak kenapa-kenapa tapi ibu yang harus dioprasi karna matanya rusak
tangisanku makin menjadi kenapa aku tidak dipertemukan orang tuaku melangku
ikut menjenguknya aku hanya diperbolehkan diam dirumah.
Keesokan harinya warga kampungku mau
menjenguk orang tuaku di rumah sakit Cirebon karna alat medis di rumah sakit
majalengka kurang memadai aku tak henti-hentinya berdoa agar orang tuaku
baik-baik saja, sesampai di rumah sakit aku segera ke kamar rawat diteman
dengan uwa di situ ibukuu terbaring lemah ditemani oleh bapa yang sedang duduk
disampinya aku memeluknya ibuuuuuu kenapa mata ibuku ditutup perbannn ya
tuhhhaaaannn kenapa ibuku???? aku menangis dipelukan bapa aku minta penjelasan kenpa
mata ibuku tertutup tuuhhan tegarkan aku. Aku pun menangis…..
Ternyata siang ini ibu harus segera dioprasi aku kaget
mendengar kabar ini walaupun mata ibu tertutup perban putih aku tau ibu bisa
mendengar dan di balik itu aku tau ibu menangis aku tau ibu tak suka aku
menangis aku berusaha tegar wlau tak bisa aku harus berhenti menangis agar
ibuku tak menangis. Sekitar Pukul 02.30
ibu dibwa ke ruang oprasi serba hijau itu, aku, bapa dan saudara menunggu depan
pintu ruang oprasi itu aku hanya bisa berdoa agar oprasi berjallan dengan baik.
Tuhan jaga ibuku
Ijinkan ibu melihat aku kembali
Aku ingin melihat dua bola mata indah itu
Tuhan aku tak sunggup
9
Jika mata ibu selalu tertutup
Aku mohon tuhan
Berikan yang terbaik untuk ibu
Aku menyayanginya
Doa dan dooaa itulah yang aku ucapp dari
lubukkk paling dalam, waktu terusllah berputar aku tak henti memandang pintu
ruang oprasi itu pintu itu terbuka yaa pasti oprasi sudah selesai susterpun
keluar lalu ibu yang terbaring di atas kasur dorong dengan mata masih tertutup
perban putih memakai baju biru rumah sakit menuju ruang rawat dari belakang aku
dan bapa mengikutinya menuju ruang rawat ibuku berbaring tanpa ada kata keluar
satupun aku duduk di samping ibu aku memegang tangannya aku rindu belaiiannya
aku rindu omelan ibu ternyata itu semua membuatku rindu akan ibu berapa jam ibu
tak sadar aku terus-terusan berada di samping ibu menungguu ibu sadar.
Malam pun tiba akhirnya ibu sadar iya bisa
berbicara susterpun membuka mata kanan ibu Alhamdulillah ibu masih bisa
melihatku tinggal menunggu mata kirinya menurut dokter mata kiri ibu pelipihnya
sobbek tapi Alhamdulillah tidak menyebabkan kebutaan hanya mata ibu akan
terlihat kecil dan terus berair. Syukur lah aku senang mendengar kabar itu ibu
pun mengelus-ngelus rambutku ibu memang sangat menyayangiku.
Selama seminggu ibuku dirawat dan selama
itu aku tidak masuk sekolah aku tidak mau meninggalkan ibu walaupun ibu dan
bapa menyurhku untuk masuk sekolah tapi aku tidak mau, sekitar jam dua siang ibu harus pulang walaupun
menurut dokter ibu masih memerlukan perawatan apa daya biaya rumah sakit terus
melonjak bapa tak mampu membayar uang rumah sakit terus-terusan yaa kondisi
keluargaku memang seperti ini tidak seperti orang lainnya kejadian ini menjadi
sebuah dorongan untuk menjadi orang
sukses.
Keesokan harinya aku bersekolah seperti
biasa setelah kejadiaan itu semangat sekolahku makin meninggi aku makin giat ini
semua demi orang tuaku aku ingin membuat
10
mereka bangga.
Gunung Batu
Banyak yang mengatakan bahwa Cirebon itu
kota berintan sedangkan aku sebagai orang Cirebon tidak merasakan hal itu yaa
mungkin kkarna tempat tinggalku yang jauh dari kota maklumlah aku ini anak
perbatasan antara Cirebon dengan Majakengka, orang mengenal bahasa orang
Cirebon itu jawa tapi tidak untuk kampungku. Orang-orang dikampungku semuanya
berbahasa sunda mungkin karna lebih dekat dengan Majalengka makannya orang
kampungku semuanya berbahasa sunda.
Sekeliling rumahku dikelilingi oleh
gunung-gunung dan pesawahan salah satu gunung disamping kampungku itu gunung
kuda. Dulu gunung kuda sangatlah indah walaupun menurut ibu gunung itu berisi
tumpukan-tumpukan batu tapi pohon-pohon subur menutupi batu-batu didalamnnya
udara di kampung ini memang masih alami belum adaa pencemaran semuanya masih
bersifat alami, pagi hari jika aku membuka jendela kamar terlihat olehku
matatahari terbit matahari yang indah dengan sejuta senyuman untuk memulai hari
dengan kicauaan burung yang terus berkicau ohh sejuknya udara kampung ini jauh
dari keramaian membuat pikiran semua orang tenang.
Jika malam tiba kampung ini begitu sepi
semua orang sudah tidak ada yang diluar hanya terlihat lampu-lampu bercahaya
kuning yang menerahi rumah-rumah waarga menandakan bahwa sipehuni itu ada, malampun
makin larut suara jangkrik dan kodok darii luar sangat ramai mereka sudah
seperti teman tidurku setiap malam.
Sawah yang menjulang luas didepan kampungku
membuat hampir semua warga turun menjadi seorang petani, ketika musim panen
tiba mereka semua menuju sawah dengan berbekal cangkul, dan arit pekakas untuk
disawah beruntui-untui bersama sang istri yang setia menemani seuaminya dengan
membawa ketel dan makanan sebagai bekal mereka di sawah.
Memang mata pencaharian dikampungku ketika
itu dari hasil panen yang mereka peroleh selebihnya hasil pncaharian mereka
dari kebun yang berada digung belakang dan samping kampung.
Gunung dibelakang kampung banyak sekali
ditanami pohon pinus, pohon pinus itu tak lain milik orang asing yang menyewa
tanah ke pemerintah. Setiap pulang sekolah aku dan ibu sering sekali pergi ke
kebun pinus untuk mengambil ranting-ranting yang jatoh dari pohon pinus untuk
dijadikan kayu bakar dirumah sebagai alat untuk memasak nasi, air dan
sebagainya, bukan hanya itu aku dan ibu mempunyai tanamai cabe dan kopi di
kebun kami sering melihat perkembangan tanaman kami.
Saat itu cabe dikebun kami sudah saatnya
dipanen aku dan ibu pagi sekali siap berangkat menuju kebun tanaman cabe dengan
berbekal air dan nasi secukupnya utuk makan kami dikebun, lumayan jauh antara
jarak rumah dan kebun namun kaki kami sudah terbiasa untuk menaiki gunung taka
da rasa lelah, setelah sampai di kebun cabe kami beristirahat terlebih dahulu
setelah itu kami segera memetik satu persatu cabe yang sudah matang, ketika matahari
sudah tak Nampak kami segera berkemas untuk pulang, banyak sekali suara monyet
yang mengetahui adanya kami aku selalu bilang kepadaa ibu bahwa aku takut, ibu
selalu menjawab dengan sikaf keibuaanya itu tidak apa-apa selagi kita tidak
mengganggu semuanya akan baik-baik saja. Begitulah jawaban itu yang mampuh
menenangkan dan membuang rasa takutku, kami segera pulang dengan membawa sekantong
cabe yang didapat. Setelah sampai rumah ibu taka da rasa lelah ibu langsung
membereskan cabe itu dan dibungkus menggunakan daun pisang untuk dijual,
setelah semuanya beres ibu menyuruhku keliling kampung untuk menjual cabe yang
baru saja aku petik dari kebun, tanpa ada rasa malu dan kepedean yang kuat aku
mendatangi satupersatu rumah warga sambil berucap
“cabbbeee caabbbbeee maleser henteu
yeeuuuuhhh” … hehehhe
Cabe itu hanya dihargai lima ratus rupiah
perbungkusnya memang tidak seimbang dengan keringat aku dan ibu, namun ibu
tidak pernah mengeluh itu lah yang membuatku terlahir menjadi anak yang
kuatttt, ibu memang luar biasa. I Love emihhhh …
Ketika itu gunung batu yang indah yang
banyak ditumbuhi pepohnan yang hijau sekarang semuanya berubah banyak orang
yang tau bahwa gung guna itu gunung batu
yang mampu dijadikan triliyunan uang, informasi itu sama saja memberi
banyak kesempatan kepada orang orang kaya untuk menyewa gunung batu itu untuk
diambil batu batunya dan dijadikan untuk pembuatan semen, keramik dan aneka
hiasan batu lainnya. Sekarang daerahku terkenal sebagai daerah penghasil batu
sudah banyak orang mengetahui hal itu semakin lama semakin banya para
kontraktor bolak balik ke gunung batu sudah taka da lagi kata indah sudah tak
ada lagi namanya udara sejuk semuanya
sudah hilang. Aku bennncciiii perubahan itu banyak mobil-mobil besar, truk yang
bolak balik untuk mengangkut batu untuk diolah, banyak sekali debu berkeliaran
akibat proyek itu suara bising mulai mengganggu banyak sekali pabrik-pabrik
suaranya membuat penduduk tidak nyaman, aaaaaahhhhh andaikan aku miliyarder
mungkin akan kubeli gunung itu agar tetap utuhhhh. Sekarang warga kampung sudah
beralih dari petani menjadi pengangkat batu yang upahnya tentu lebih besar
disbanding upah sebagai pecangkul sawah.
Kaki anak sunda
Enam tahun sudah aku duduk dibangku SD hari
menjelang Ujian Nasional aka dimulai aku
dan teman-teman sibuk belajar kami takut jika kami tidak lulus apalagi kalo
sampe lulusnya dapt nilai kecil ahh itukan sangat mengecewakan makanya aku
da teman-teman berusaha keras dalam
belajar.
Ujian Nasional tiba juga aku dan
teman-teman semuanya sudah siap berperang dengan soal dan nasib semuanya hening
taka da lagi canda tawa semuanya pada tegangg seperti akan mendapatkan ponis
penjara saja.
Setelah beberapa hari melaksanakan Ujian
akhirnya selesai juga pengumuman kelulusanpun harus dihadiri oleh orang tua,
dengan semangatnya ibu mendatangi sekolahku dengan berjalan kaki melewati jalan
sawah setapak taka da kata males untuk menhadiri acara ini karna baginya ini adlah
suatu kehirmatan bisa mengmabil suratt kelulusan anaknya.
Pembagian kelulusanpun dimulai satu demi
satu otang tua wali dipanggil kedepan untuk mengambil surat kelulusan akhirnya
namaku dipanggil juga dengan sigapnya ibu maju mengambil surat kelulusan lalu
ibu duduk kembali disampingku dan membuka isi surat itu semuanya pada tegang
aku dan teman-teman takut sekali tidak lulus, surat pu di buka tengtong dan
alhamdulillahnya aku LULUS dengan senangnya aku peluk ibu ibupun
mengelus-ngelus kepalaku,, ooohhh makasih ibu.