Selasa, 12 Maret 2013

semata wayang






Linda Lidiya
Semata Wayang
Perjalanan Hidup Gadis Sunda











Cerita ini kupersembahkan untuk orang tua,
 dan sahabat masa kecilku.
Cerita ini tentang masa kecilku yang
dibesarkan ditanah sunda.












Masa kecil adalah masa yang indah menikati dunia tanpa rasa pusing, hidup memang banyak rintangannya namun kita sebagai manusia harus bisa melewati setiaP ujian yang datang, karna dibalik sebuah masalah tersimpan kebahagiaan yang belum terbongkar.








Ibu adalah kekuatan

Aku adalah gadis yang terlahir di tanah sunda orang tuaku semuanya asli sunda yaa sunda memang tanah kelahiranku budayaku dan hidupku, aku lahir di kampung yang tidak semua orang mengenali nama kampungku memang kampungku terpencil namun orang tuaku berusaha keras agar aku bisa bersekolah.
Pagi itu di masa kecilku ketika berumur empat tahun orang tua  mendaftarkanku masuk TK, dulu tidak semua anak seusiaku yang berkeinginan untuk sekolah TK anggapannya tidak penting dan hanya membuang-buang waktu saja karna sekolah TK harus diantar oleh orang tua. Namun ibuku tidak seperti ibu lainnya ibu selalu bersemangat untuk mengantarkanku sekolah dari pagi hingga siang. Aku bersekolah TK di AL-Islah Bobos Cirebon disana aku giat belajar bersama teman-teman, menurut ibu aku adalah anak yang cengeng. hehehe selalu cepat nangis entah kenapa namun ibu selalu memujiku dan tak lelah memberiku semangat agar aku tetap  bersekolah.. hmmm ibu memang kekuatan tersendiri buatku keringat ibu rasa sabar ibu setiap harinya tak mungkin aku balas, aku memang beruntung mempunyai ibu sepertinya aaahhh susah di jelaskan memang bagaimana rasa sayangku terhadap ibu.
Aku memang selalu diperlakukan berbeda dari anak lainnya karna aku adalah anak semata wayang ada enak ada tidak enaknya jadi anak semata wayang selalu merasa sepi karna di rumah hanya sendiri tidak ada teman bermain selain ibu dan bapa, aku sering kali bertanya kepada ibu kenapa aku tidak punya kaka atau adik.
Bu kenapa aku sendiri kenapa ibu tidak buat bayi lagi?? Ibu hanya menjawab sambil tersenyum “na buat anak itu tidak gampang seperti yang kamu inginkan anak itu titipan tuhan, dan jika ibu dipercaya lagi oleh tuhan kamu akan punya adik. Punya kamu saja ibu sudah bersyukur karna tidak semua wanita bisa mengandung”.

1


Dari itu saya jadi tau arti seeorang anak di mata ibu yang melahirkanku, namun aku sempat kesal dengan omongan warga yang sering kali berucap kalau aku ini anak manja aaarrrgghhh kesal sekali ingin aku memarahi orang-orang itu namun ibuku melarangnya ibu memang luar biasa kesabarannya, aku hanya bisa diam dan membuktikan kepada orang-orang itu sekalipun aku anak semata wayang namun aku bukan anak manja yang bermalas-malasan seperti anak pada umumnya.
 Setiap pagi ibu mengantarku ke sekolah melalui jalan sawah yang cukup jauh, yaah jaman dulu jarang sekali kendaraan terutama jarak dari rumah ke sekolahku lumayan jauh ibu dan aku tidak pernah lelah walaupun setiap harinya harus melewati jalan setapak itu walaupun hanya berbekal uang yang tak seberapa dengan membawa setepak nasi dan membawa sebotol minum air putih yang berbentuk boneka lucu memang dengan membawa tas bergambar twitty jaman dulu bangga sekali rasanya memakai tas seperti itu. aku memang anak yang pemalu dan pendiam, sesampai sekolah aku duduk dibangku mungil bersama teman-teman yang kebenyakan dari mereka adalah orang berada sedangkan aku hanyalah orang biasa-biasa saja namun tekadku dan ibu tidak berhenti melahkah dan tidak minder dengan keadaan keluerga kami dimata ibu semua manusia adalah sama.








2




Semangat Gadis Sunda
Selama dua tahun aku bersekolah TK akhirnya lulus juga, lalu aku melanjutkan sekolahku ke SDN Lengkong Wetan II didaerah Majaelengka. Kata ibu aku adalah anak yang malas sekali bangun pagi.. heehee entahlah kenapa setiap hari berangkat sekolah aku selalu harus dibangunkan bermalas-malasan di kamar walaupun niat untuk sekolah sangat menggebu.
Hari ini memang hari pertamaku masuk sekolah SD. Bersama dua temanku iin dan ima mereka adalah sahabat keciliku setiap pagi kami berangkat sekolah bersama, ohh ya aku hampir lupa iin ia masih sodaraku setiap pagi iin selalu setia menungguku depan rumah untuk siap berangkat dan ima ia adalah tetanggaku.
 Pukul 06.20 aku dan iin siap berangkat untuk sekolah dengan memakai baju kebanggaan Negara kita merah putih disertai sepatu bermerek NB. HAHA lucu memang jika mengingat kenangan itu kami berangkat menuju rumah ima untuk berangkat bersama dan kami bertiga menuju masjid bisa dibilang masjid itu adalah tempat dimana anak kampungku berkumpul setiap paginya untuk berangkat sekolah bersama.
Dulu kebersamaan memang sangat erat tidak ada yang namanya individual susah senang bersama, kami berangkat bersama melalui jalan setapak yang hanya cukup dilewati oleh dua kakiku sungguh miris keadaan itu beruntui-untui kami melintasi jalan setapak itu jika dilihat dari jauh mungkin orang mengira gerombolan anak sekolah ini seperti kereta yang melaju melewati rel yang lurus.
Dengan keadaan sepatu yang kotor oleh tanah-tanah sawah terkadang membuat kami merasa minder sesampai sekolah melihat teman-temanku yang lain yang memakai sepatu bersih tanpa ada sisa-sisa tanah sawah yang kotor.

3


…’’jangan pernah minder karna sepatu kotor pedee aja kali dott” ujar iin
Aku memang selalu dipanggil dott oleh teman-temanku itu karna namaku linda diperjelekan jadi lindot dan di ambil belakangnya saja menjadi dot, terima saja dipanggil seperti itu selagi nama itu membuat hidupku lebih dikenal orang…. Hehe
Perasaanku tak karuan dihari pertama masuk sekolah ini yang kukenal disini hanya iin dan ima hari pertama ini memang sangat mengesankan bisa bekenalan dengan banyak teman, hari demi hariku lewati di sekolah ini setiap hari melewati jalan setapak, saat musim hujan kami bertiga berlari-lari dari sekolah menuju rumah yang melewati jalan raya dan jalan setapak itu dikala hujan dan kami tak membawa payung kami bertiga hujan-hujanan tak memikirkan akan sakit yang kami pikirkan hanya ingin pulang ke rumah.
Dengan berbekal kantong pelastik aku masukan buku-bukuku agar tidak basah. Di pinngir jalan raya kami berteduh karna kami takut akan petir dan kendaraan truk yang melintas kami kedinginan menggigil hujan yang deras itu membuat kami basah kuyup, namun kami tidak pernah mengeluh tidak ada raut wajah yang sedih kami hanya bisa tertawa-tawa menikamti derasanya hujan. Jika dipinggir jalan ada pohon pisang kami pun mengambil daun pohon pisang itu sebagai pengganti payung, satu buah dahan pisang itu berusaha melindungi kami bertiga dari derasnya hujan dijalan setapak kami terpaksa tidak menggunakan daun pohon pisang itu karna kami tidak bisa berjalan bersama, setiap hujan kami selalu mebuka sepatu agar sepatu itu bisa dipakai untuk besok dengan membawa sepasang sepatu di tangan kiri dan kantong pelastik di tangan kanan kami berlari melewati jalan setapak itu sambil bercanda gurau, memang indah masa-masa itu.
Ketika musim panen di kampungku tiba aku, iin dan ima setiap pulang sekolah segera bersiap-siap untuk mencari jamur ditumpukan-tumpukan jerami yang sudah membusuk kami bertiga terus mencari jamur itu tak peduli badan kotor penuh tanah sawah taka da rasa lelah dibenak kami dari siang sampai sore kami mencari jamur ditumpukan-tumpukan jerami setelah dapat kami langsung pergi ke sungai untuk mandi dan membersihkan jamur-jamur yang diperoleh walaupun jamur yang kami dapat hanya sedikit saja namun

4

kami tidak menilai itu yang ada di benak kami hanya kebahagiaan.
Aku pun langsung pergi ke rumah memanggil-manggil ibuku untuk segera memasak jamur yang aaku peroleh ibuku sangat senang melihat aku  girang mendapatkan jamur secuil itu jamur disawah itu memang lebih enak rasanya di bandingkan jamur yang ada dipasaran begitu nikmatnya jamur itu rasa lelah tidaklah aku rasakan.
Hidupku memang berkecukupan untuk makan kesehariaanku dan aku pun mensyukurinya karna masih banyak orang diluar sana yang tidak bisa makan.









5

Kebersamaan
Bunyi lonceng sekolah yang terbuat dari besi itu berbunyi tengtong tengtong hingga tiga kalinya menandakan bahwa waktu masuk sudah dimulai, sebelum masuk anak-anak SDN Lengkong Wetan II berjejer didepan pintu kelas untuk diperiksa kebersihan dan kerapihan baju. Sekolah ini memang terampil, rapih dan berusaha menjadikan anak didiknya menjadi anak yang rapih dan terampil, setelah selesai kami pun duduk dan berdoa sebelum pelajaran dimulai. Berlomba-loba mendapat nilai bagus berlomba-lomba untuk menjadi anak yang pintar dikelas semangat juang ketika itu memang sangat luar biasa, ketika waktu istirahat aku dan teman-teman selalu bermain umpet umpetan,, ada yang tau g mainan kayak gitu,, itu loh yang kita harus bersembunyi dan siapa yang kalah harus mencari dimana sipemenang bersembunyi, lari-lari mengelilingi kampung Loji sampai-sampai kami lupa akan waktu istirahat yang telah habis. Loji adalah singkatan dari lengkong wetan nama Loji memang lebih banyak dikenal dibandingkan nama aslinya ntah kenapa aku pun tidak paham dan tidak tau asal-usul kata itu. Ibu yayah guru kelas kami sampai marah-marah gara-gara tingkah anak kelas  karna sering menghabiskan waktu istirahat untuk bermain keluar dari lingkungan sekolah, saking tebelnya telinga kami, kami tidak pernah mau mendengar ocehannya ibu yayah.. hehehe nakal sekali memang sampai-sampai ibu yayah sudah bosan menasehati kami…
Aku duduk bersama maya, maya adalah anak yang pintar dia berbakat saudararnya seorang guru yang mengajar di SD kami, maya adalah anak yang baik dia cantik tinggi dan berkulit putih kedekatanku dengan maya memang bisa dibilang begitu dekat bahkan aku sering kali main di rumah maya seperti sudah di anggap sodara sendiri saja, ibu maya memanng hebat ia terus menyekolahkan anaknya walaupun suaminya sudah tidak ada, makanya aku salut dengan sosok maya yang ramah, baik dan pintar beruntunglah aku bisa duduk bersama maya. I Miss Maya Meylantika. Hehehehe
Dikelasku ada duabelas wanita semuanya aku akrab kemana-mana bersama main bareng

6

sampai nangis bareng. Eeh engga juga kali ya.. hehhee
Dina termasuk anak yang paling pintar di kelas dia pun baik dengan berambuut yang ikal tapi teetep manis ia sukanya memakai rok merah yang bergaris-garis yang kelihatannya menjadi lebih lebar,, hihihi ia suka bawa botol minuman panjang bewarna kekuning-kuningan,, yang paling lucu dikelasku adalah dea dan tita mereka sama-sama gemuk sii hihi kalo tita itu percis banget deh sama si tinaton tinggi gemuk putuh mukanya buleedd iii pokonya unyu-unyu deh,,, hahha kalo si dea dia gemuk cuman dia pendek dan berkulit sawo matang rambutnya itu loh yang menjadi ciri khas dia yang mirip banget sama dora.. hahaha ya maklumm si kan dulu jamannya doraa…wkwkwkwk yang buat salut sama si dea itu dia sangatt pandai melukis sampai-sampai dia ikut lomba melukis se kabupatenn ya walaupun kalah,,,, ckckckckck aku salut karna aku sendiri pun tidak tau baktnya dalam hal apa,, ahh sedihh dehh .. huhuhu defi ia adalah sodaranya si dea si defi dia itu lucu kalo senyum buat orang tertarik abis senyumnya defi membahana sekaliii,,, wekwekwek
Naaah lohhh gimana kaloo temanku si evi, aas, selvi, aisah sama eri huuaaaahhh dikelas yang paling rempong bisa dijuluki miss rempong itu si eviana putri bawaanya ribet banget deh tuh orang makanya tanpa dia suasana enggga rame, lawaanyaa si evi itu si aisah kenapa coba kenapa???? Hohhhhhhoho karna si aisah itu mulutnya bawel kalo ngomong pasti suaranya membahana..  pokonya si  kelasku ini kelas paling komplit macem-macem sikaf ada disini. Itulah yang membuatku kangen dengan sekolah itu semua bisa membuatku menjadii sebuah dorongan besar agar masuk sekolah ini.






7



ketegaran
Kejadian ini tak ku kira sebelumnya pada saat bulan mulud sekolahku mengadakan lomba membuat nasi tumpeng aku beserta temanku membuat nasi tumpeng itu bersama-sama dan kami putuskan untuk menginap di rumah maya karna rumah maya dekat dengan sekolahku.
Sepulang sekolah aku bersma teman lainnya menuju rumah maya unuk mencatat bahan apa saja yang harus di beli setelah semua nya selesai kami putuskan yang berbelanja adalah orang tua maya. Aku dan teman lainnya beranjak pulang, setelah sampai rumah aku segera beristirrahatt makan dan tidur siang, sorenya aku harus ke rumah maya kembali dan aku berangkat diantar oleh bapa dan ibu di perjalanan keluarga kecil ini begitu bahagia walaupun hanya menaiki motor supra jadul. Tidak lama kemudian aku pun tiba dirumah maya sebelumnya aku beum pernah menginap di rumah teman aku termasuk anak yang suka diam dirumah untuk menemani ibu. Orang tuaku beranjak pergi walaupun mereka tidak ingin aku menginap.
Kejadiaan tragis pun dimulai sepulang mengatarkanku orang tuaku kecelakaaan aku sempat kaget pingsan dan menangis aku tidak percaya mendapat sms dri orang tuaku yang mengabarkan bahwa mereka kena musibah.
Denga rasa kaget badan ini serasa tidak ada tulangnya lesu dan sangat lesu aku tidak terima akan takdir seperti ini aku taku aku takutt dan aku sangat takitt kehilangan kedua orang tuaku, aku pun beranjak pulang diantar ibunya maya untung keluarga maya baik bersedia mengantarku pulang kerumah sepanjang jakan aku hanya bisa menangis tak henti-henti.
Sesampai di kampung badaku makin terasa lemas banyak orang-orang berkumpl saudara-saudaraku sudah berkumpul aku tak tau harus berbuat apaa saudaraku yang biasa aku

8


 panggil uwa emit ia memelukku menenangkanku dan menyusut air mataku, lalu aku bertanya “bagaimana keadaan ibuku dimana ibuku aku ingin ketemu ibu” sambil menangis tak henti banyak orang yang mengelilingiku melihatku menangis aku benci keadaan seperti itu lalu uwa berkata “ibumu baik-baik saja, ibumu ada di rumah sakit majalengka” aku belum tenang aku merengek-rengek ingin di pertemukan dengan orang tuaku, ada orang berkata bapaku tidak kenapa-kenapa tapi ibu yang harus dioprasi karna matanya rusak tangisanku makin menjadi kenapa aku tidak dipertemukan orang tuaku melangku ikut menjenguknya aku hanya diperbolehkan diam dirumah.
Keesokan harinya warga kampungku mau menjenguk orang tuaku di rumah sakit Cirebon karna alat medis di rumah sakit majalengka kurang memadai aku tak henti-hentinya berdoa agar orang tuaku baik-baik saja, sesampai di rumah sakit aku segera ke kamar rawat diteman dengan uwa di situ ibukuu terbaring lemah ditemani oleh bapa yang sedang duduk disampinya aku memeluknya ibuuuuuu kenapa mata ibuku ditutup perbannn ya tuhhhaaaannn kenapa ibuku???? aku menangis dipelukan bapa aku minta penjelasan kenpa mata ibuku tertutup tuuhhan tegarkan aku. Aku pun menangis…..
Ternyata  siang ini ibu harus segera dioprasi aku kaget mendengar kabar ini walaupun mata ibu tertutup perban putih aku tau ibu bisa mendengar dan di balik itu aku tau ibu menangis aku tau ibu tak suka aku menangis aku berusaha tegar wlau tak bisa aku harus berhenti menangis agar ibuku tak menangis. Sekitar  Pukul 02.30 ibu dibwa ke ruang oprasi serba hijau itu, aku, bapa dan saudara menunggu depan pintu ruang oprasi itu aku hanya bisa berdoa agar oprasi berjallan dengan baik.
Tuhan jaga ibuku
Ijinkan ibu melihat aku kembali
Aku ingin melihat dua bola mata indah itu
Tuhan aku tak sunggup

9

Jika mata ibu selalu tertutup
Aku mohon tuhan
Berikan yang terbaik untuk ibu
Aku menyayanginya
Doa dan dooaa itulah yang aku ucapp dari lubukkk paling dalam, waktu terusllah berputar aku tak henti memandang pintu ruang oprasi itu pintu itu terbuka yaa pasti oprasi sudah selesai susterpun keluar lalu ibu yang terbaring di atas kasur dorong dengan mata masih tertutup perban putih memakai baju biru rumah sakit menuju ruang rawat dari belakang aku dan bapa mengikutinya menuju ruang rawat ibuku berbaring tanpa ada kata keluar satupun aku duduk di samping ibu aku memegang tangannya aku rindu belaiiannya aku rindu omelan ibu ternyata itu semua membuatku rindu akan ibu berapa jam ibu tak sadar aku terus-terusan berada di samping ibu menungguu ibu sadar.
Malam pun tiba akhirnya ibu sadar iya bisa berbicara susterpun membuka mata kanan ibu Alhamdulillah ibu masih bisa melihatku tinggal menunggu mata kirinya menurut dokter mata kiri ibu pelipihnya sobbek tapi Alhamdulillah tidak menyebabkan kebutaan hanya mata ibu akan terlihat kecil dan terus berair. Syukur lah aku senang mendengar kabar itu ibu pun mengelus-ngelus rambutku ibu memang sangat menyayangiku.
Selama seminggu ibuku dirawat dan selama itu aku tidak masuk sekolah aku tidak mau meninggalkan ibu walaupun ibu dan bapa menyurhku untuk masuk sekolah tapi aku tidak mau, sekitar  jam dua siang ibu harus pulang walaupun menurut dokter ibu masih memerlukan perawatan apa daya biaya rumah sakit terus melonjak bapa tak mampu membayar uang rumah sakit terus-terusan yaa kondisi keluargaku memang seperti ini tidak seperti orang lainnya kejadian ini menjadi sebuah dorongan untuk menjadi orang  sukses.
Keesokan harinya aku bersekolah seperti biasa setelah kejadiaan itu semangat sekolahku makin meninggi aku makin giat ini semua demi orang tuaku aku ingin membuat

10

mereka bangga.

Gunung Batu
Banyak yang mengatakan bahwa Cirebon itu kota berintan sedangkan aku sebagai orang Cirebon tidak merasakan hal itu yaa mungkin kkarna tempat tinggalku yang jauh dari kota maklumlah aku ini anak perbatasan antara Cirebon dengan Majakengka, orang mengenal bahasa orang Cirebon itu jawa tapi tidak untuk kampungku. Orang-orang dikampungku semuanya berbahasa sunda mungkin karna lebih dekat dengan Majalengka makannya orang kampungku semuanya berbahasa sunda.
Sekeliling rumahku dikelilingi oleh gunung-gunung dan pesawahan salah satu gunung disamping kampungku itu gunung kuda. Dulu gunung kuda sangatlah indah walaupun menurut ibu gunung itu berisi tumpukan-tumpukan batu tapi pohon-pohon subur menutupi batu-batu didalamnnya udara di kampung ini memang masih alami belum adaa pencemaran semuanya masih bersifat alami, pagi hari jika aku membuka jendela kamar terlihat olehku matatahari terbit matahari yang indah dengan sejuta senyuman untuk memulai hari dengan kicauaan burung yang terus berkicau ohh sejuknya udara kampung ini jauh dari keramaian membuat pikiran semua orang tenang.
Jika malam tiba kampung ini begitu sepi semua orang sudah tidak ada yang diluar hanya terlihat lampu-lampu bercahaya kuning yang menerahi rumah-rumah waarga menandakan bahwa sipehuni itu ada, malampun makin larut suara jangkrik dan kodok darii luar sangat ramai mereka sudah seperti teman tidurku setiap malam.
Sawah yang menjulang luas didepan kampungku membuat hampir semua warga turun menjadi seorang petani, ketika musim panen tiba mereka semua menuju sawah dengan berbekal cangkul, dan arit pekakas untuk disawah beruntui-untui bersama sang istri yang setia menemani seuaminya dengan membawa ketel dan makanan sebagai bekal mereka di sawah.
Memang mata pencaharian dikampungku ketika itu dari hasil panen yang mereka peroleh selebihnya hasil pncaharian mereka dari kebun yang berada digung belakang dan samping kampung.
Gunung dibelakang kampung banyak sekali ditanami pohon pinus, pohon pinus itu tak lain milik orang asing yang menyewa tanah ke pemerintah. Setiap pulang sekolah aku dan ibu sering sekali pergi ke kebun pinus untuk mengambil ranting-ranting yang jatoh dari pohon pinus untuk dijadikan kayu bakar dirumah sebagai alat untuk memasak nasi, air dan sebagainya, bukan hanya itu aku dan ibu mempunyai tanamai cabe dan kopi di kebun kami sering melihat perkembangan tanaman kami.
Saat itu cabe dikebun kami sudah saatnya dipanen aku dan ibu pagi sekali siap berangkat menuju kebun tanaman cabe dengan berbekal air dan nasi secukupnya utuk makan kami dikebun, lumayan jauh antara jarak rumah dan kebun namun kaki kami sudah terbiasa untuk menaiki gunung taka da rasa lelah, setelah sampai di kebun cabe kami beristirahat terlebih dahulu setelah itu kami segera memetik satu persatu cabe yang sudah matang, ketika matahari sudah tak Nampak kami segera berkemas untuk pulang, banyak sekali suara monyet yang mengetahui adanya kami aku selalu bilang kepadaa ibu bahwa aku takut, ibu selalu menjawab dengan sikaf keibuaanya itu tidak apa-apa selagi kita tidak mengganggu semuanya akan baik-baik saja. Begitulah jawaban itu yang mampuh menenangkan dan membuang rasa takutku, kami segera pulang dengan membawa sekantong cabe yang didapat. Setelah sampai rumah ibu taka da rasa lelah ibu langsung membereskan cabe itu dan dibungkus menggunakan daun pisang untuk dijual, setelah semuanya beres ibu menyuruhku keliling kampung untuk menjual cabe yang baru saja aku petik dari kebun, tanpa ada rasa malu dan kepedean yang kuat aku mendatangi satupersatu rumah warga sambil berucap
“cabbbeee caabbbbeee maleser henteu yeeuuuuhhh” … hehehhe
Cabe itu hanya dihargai lima ratus rupiah perbungkusnya memang tidak seimbang dengan keringat aku dan ibu, namun ibu tidak pernah mengeluh itu lah yang membuatku terlahir menjadi anak yang kuatttt, ibu memang luar biasa. I Love emihhhh …
Ketika itu gunung batu yang indah yang banyak ditumbuhi pepohnan yang hijau sekarang semuanya berubah banyak orang yang tau bahwa gung guna itu gunung batu  yang mampu dijadikan triliyunan uang, informasi itu sama saja memberi banyak kesempatan kepada orang orang kaya untuk menyewa gunung batu itu untuk diambil batu batunya dan dijadikan untuk pembuatan semen, keramik dan aneka hiasan batu lainnya. Sekarang daerahku terkenal sebagai daerah penghasil batu sudah banyak orang mengetahui hal itu semakin lama semakin banya para kontraktor bolak balik ke gunung batu sudah taka da lagi kata indah sudah tak ada  lagi namanya udara sejuk semuanya sudah hilang. Aku bennncciiii perubahan itu banyak mobil-mobil besar, truk yang bolak balik untuk mengangkut batu untuk diolah, banyak sekali debu berkeliaran akibat proyek itu suara bising mulai mengganggu banyak sekali pabrik-pabrik suaranya membuat penduduk tidak nyaman, aaaaaahhhhh andaikan aku miliyarder mungkin akan kubeli gunung itu agar tetap utuhhhh. Sekarang warga kampung sudah beralih dari petani menjadi pengangkat batu yang upahnya tentu lebih besar disbanding upah sebagai pecangkul sawah.











Kaki anak sunda  

Enam tahun sudah aku duduk dibangku SD hari menjelang Ujian Nasional aka  dimulai aku dan teman-teman sibuk belajar kami takut jika kami tidak lulus apalagi kalo sampe lulusnya dapt nilai kecil ahh itukan sangat mengecewakan makanya aku da  teman-teman berusaha keras dalam belajar.
Ujian Nasional tiba juga aku dan teman-teman semuanya sudah siap berperang dengan soal dan nasib semuanya hening taka da lagi canda tawa semuanya pada tegangg seperti akan mendapatkan ponis penjara saja.
Setelah beberapa hari melaksanakan Ujian akhirnya selesai juga pengumuman kelulusanpun harus dihadiri oleh orang tua, dengan semangatnya ibu mendatangi sekolahku dengan berjalan kaki melewati jalan sawah setapak taka da kata males untuk menhadiri acara ini karna baginya ini adlah suatu kehirmatan bisa mengmabil suratt kelulusan anaknya.
Pembagian kelulusanpun dimulai satu demi satu otang tua wali dipanggil kedepan untuk mengambil surat kelulusan akhirnya namaku dipanggil juga dengan sigapnya ibu maju mengambil surat kelulusan lalu ibu duduk kembali disampingku dan membuka isi surat itu semuanya pada tegang aku dan teman-teman takut sekali tidak lulus, surat pu di buka tengtong dan alhamdulillahnya aku LULUS dengan senangnya aku peluk ibu ibupun mengelus-ngelus kepalaku,, ooohhh makasih ibu.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar