Rabu, 11 Desember 2013

sejarah desa dukupuntang


SEJARAH DESA DUKUPUNTANG
KECAMATAN DUKUPUNTANG
KABUPATEN CIREBON
JAWA BARAT

A.     LETAK DESA DUKUPUNTANG

Nama Kelurahan/Desa
Dukupuntang
Kode Wilayah Kelurahan
32.09.16.2013
Nama Kecamatan
Dukupuntang
Nama Kabupaten
Cirebon
Propinsi
Jawa Barat

Kecamatan Dukupuntang (Kode pos 45652) merupakan satu dari 40 kecamatan di Kabupaten Cirebon, yang merupakan pintu gerbang Kabupaten Cirebon dari arah utara. wilayah Kecamatan Dukupuntang secara geografis memilki posisi yang strategis yaitu terletak pada 108º 08´ 38 – 108º 24´ 02BT dan 7º 10´ – 7º 26´ 32 LS dibagian utara wilayah Kabupaten Cirebon, dan merupakan pintu masuk dari arah Bandung-Jakarta. kedudukan dan jarak dari ibu kota propinsi Jawa Barat, Bandung ± 105 Km melalui Tol Palimanan Kanci dengan luas wilayah ± 2.788 Ha terdiri dari tanah darat ± 2.286 Ha, Tanah Sawah ± 502 Ha,l etak ketinggian dari permukaan laut ± 2000m. Kecamatan Dukupuntang secara struktual membawahi 13 (Tiga Belas) Desa/Kelurahan yaitu:

1. Kelurahan/Desa Sindangjawa                     : E. Kasturi
2. Kelurahan/Desa Kepunduan                       : Nunung Nuraeni, S.Psi
3. Kelurahan/Desa Girinata                             : Sunarasa
4. Kelurahan/Desa Cipanas                             : Pandi
5. Kelurahan/Desa Kedongdong Kidul          : H. Wihartati
6. Kelurahan/Desa Bobos                               : Arga
7. Kelurahan/Desa Cikalahang                        : Ibnu Rudianto
8. Kelurahan/Desa Mandala                            : Rodiah Mahdar Araf
9. Kelurahan/Desa Dukupuntang                    : H. Eno Sutrisno
10. Kelurahan/Desa Balad                              : H. Yoyo Subagyo
11. Kelurahan/Desa Cangkoak                       : Wasta
12. Kelurahan/Desa Cisaat                              : Sudana
13. Kelurahan/Desa Sindangmekar                 : Drs. Misja Sunaryo
Data Kependudukan
DATA KEPENDUDUKAN
Jumlah Kepala Keluarga Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki
Jumlah Perempuan
1
30.698
29.658




B. Asal Usul Desa Dukupuntang
Pada waktu terjadi peperangan antara Mbah Kuwu Cirebon dengan Ratu Rajagakuh pasukan mbah kuwu Cirebon dibagi atas dua kelompok, kelompok pertama membentang ke jurusan selatan dengan maksud untuk mencegat datangnya musuh dari rajagaluh dan kelompok kedua ke jurusan barat untuk membuat benteng pertahanan/penghalang datangnya musuh lewat Bobos pendukuhan bekas pembentangan tersebut dinamakan puntang.
Dinegri seberang sultan Bagdad mempunyai empat orang anak yaitu Syarif Durkhman, Syarif Durkhim, Syarif Kaffi, dan Nyi Syarif Bagdad. mereka mempunyai alat kesenian berupa gembyung (terbang) namun ayahnya melarang membunyikan bahkan apabila dibunyikan ayahnya terus menerus memarahi mereka. oleh karena itu tidak tahan dimarahi ayahnya bersama pengikutnya keempatnya melarikan diri menu daerah Cirebon, pengikutnya itu terdiri dari laki-laki dan perempuasn sekitar 1.200 orang ditempatkan di Puntang.
Diantara pengikutnya terdapat dua orang yang sangat dikenal yaitu Tuan Keli pesuruh dari bagdad dan pangeran Ardi kersa yang ditugaskan oleh Mbah Kuwu Cirebon sebagai penasehat Syarif Kaffi (Sayid alwi) dipatuanan. dalam rangka menjalankan tugasnya pangeran Ardi ditemani oleh dua orang sepupuh patuanan yaitu Ki Baikila dan Ki Rakila setelah Syarif Kaffi wafat ia dimakamkan di Patuanan oleh penggabungan desa berada di Desa Dukumalang.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar 1912 Bupati Cirebon memutuskan untuk menggabungkan Desa Dukupuntang dengan Desa Dukumalang diberhentikan dengan hormat dari jabatannya dan masing-masing diberikan pension berupa sawah seluas ½ bau atau 0,175 Hektar.
Hasil penggabungan antara Desa Puntang dengan Desa Dukumalang dinamakan Desa Dukupuntang “Duku” diambil dari nama Dukumalang dan “Puntang” dari desa “Puntang”. hasil pemilihan kuwu Sabda yang menjabat hingga akhir tahun 1947.
pada tahun 1966 musyawarah tokoh masyarakat memutuskan untuk mengganti nama Desa Dukupuntang dengan Desa Kramat denga alas an nama Kramat lebih terkenal dibandingkan Dukupuntang. namun dengan terbenturnya biaya usulan penggantian nama tidak sempat diajukan kepada mentri Dalam Negri.
Nama-nama Kuwu/Kepala Desa Dukupuntang diantaranya:
1. Kuwu Sabda 1917-1947                                                                                                             . 2. Kuwu Madi 1948-1963                                                                                                                 3.Kuwu Hudori 1963-1966                                                                                                                          4. Kuwu Abdullah Iroqie TM 1966-1982                                                                                  5.Kuwu Madsari (Pjs) 1982-1984                                                                                                       6. Kuwu Abdullah Iroqie TM 1984-1986                                                                                              7. Kuwu H. Masrun 1986-1994                                                                                                          8. Kuwu Samhari (Pjs) 1994-1995                                                                                                      9. Kuwu Masrurin 1995-2003

C. Peninggalan Sejarah
Masjid Merah Dukupuntang
Dari segi arsitektur cukup jelas bahwa Masjid Merah ini merupakan bangunan lawas yang tetap berdiri kokoh, tempat ibadah yang berada di Desa Dukupuntang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon ini konon dibangun sekitar tahun 1500-an dan hingga 1986 masih di pergunakan untuk ibadah solat Jumat sebelum dibangun Masjid Annur yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Merah tersebut.
http://buanaplus.files.wordpress.com/2012/09/masjid-merah-dukupuntang-21092012-a-ok.jpg?w=500

dimasjid ini pada saat adzan dikumandangkan waktu solat jumatdilakukan oleh empat orang secara bersamaan. walau usianya yang sudah cukup lama Masjid merah ini berdiri kokoh seperti dituturkan oleh aparat Desa Dukupuntang sejak dibangun tidakpernah dilakukan renovasi kecil dan sama sekali tidak merubah bentuk aslinya.
saat ditanya perihal nama Masjid aparat Desa tersebut mengatakan bahwa asal usuk nama Masjid memang tidak diketahui warga Dukupuntang tetap menyebutnya dengan Masjid Merah karena warna tembok masjid ini metah dan hingga sekarangpun masjid merah ini masih dipergunakan sebagai mushallah untuk beribadah setiap hari.
D. KEGIATAN KEAGAMAAN
·         Dalam seminggu sekali ada kegiatan keagamaan di setiap rumah dengan mendatangkan para ustad untuk menjadi penceramah sebagai peneerangan kegiatan ini dikhususkan untuk ibu-ibu.
·         Setiap sore anak anak mengikuti kegiatan belajar ngaji yang dipmpin oleh ustad Ahmad Munadi dan istrinya untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama.
·         Setiap hari besar isram dimasjid selalu ramai memperingati peringatan-peringatan hari besar.
E. BUDAYA KESENIAN
·         Kosidah remaja
F. KEBUDAYAAN
1. Acara Nikahan
·         Siraman yaitu kegiatan yang dilakukan sehari-hari sebelum akad nikah calon pengantin dimandikan dengan air kembang tujuh rupa
·         Sawer penganting yang dilasanakan setelah selesai akad nikah
·         Bakar kemenyan, sebagian masyarakat masih sering membakar kemenyan saat ada acara-acara pernikahan, khitanan, dll.
2. Acara Tujuh Bulanan
·         Rujakan yang membuat rujak dengan tujuh macam buah yang berbeda lalu dibagikan untuk tetangga.







G.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBAHAN DESA DUKUPUNTANG
1.      Faktor Teknologi
Sekarang teknologi sangat berpengaruh sekali terhadap kebudayaan Desa Dukupuntang karena dengan adanya kemajuan teknologi yang masuk ke desa ini kebanyakan masyarakat sudah melupakan kebudayaan nene moyang dan dari segi pakaian masyarakat sudah meniru cara berpakaian seerti yang selalu mereka lihat di acara  TV.
2.      Faktor Pendidikan
Sekarang pendidikan sudah sedik demi sedikit berkembang didesa ini dulu kebanyakan anak-anak sekolah hanya sampai SD sekarang sudah berkembang beberapa masyarakat telah berfikir akan pentingnya pendidikan untuk anak mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar