SEJARAH DESA
DUKUPUNTANG
KECAMATAN
DUKUPUNTANG
KABUPATEN CIREBON
JAWA BARAT
A. LETAK DESA DUKUPUNTANG
Nama Kelurahan/Desa
|
Dukupuntang
|
Kode Wilayah Kelurahan
|
32.09.16.2013
|
Nama Kecamatan
|
Dukupuntang
|
Nama Kabupaten
|
Cirebon
|
Propinsi
|
Jawa Barat
|
Kecamatan
Dukupuntang (Kode pos 45652) merupakan satu dari 40 kecamatan di Kabupaten Cirebon, yang merupakan
pintu gerbang Kabupaten Cirebon dari arah utara. wilayah Kecamatan Dukupuntang
secara geografis memilki posisi yang strategis yaitu terletak pada 108º
08´ 38 – 108º 24´ 02BT dan 7º 10´ – 7º 26´ 32 LS
dibagian utara wilayah Kabupaten Cirebon, dan merupakan pintu masuk dari arah
Bandung-Jakarta. kedudukan dan jarak dari ibu kota propinsi Jawa Barat, Bandung
± 105 Km melalui Tol Palimanan Kanci dengan luas wilayah ± 2.788 Ha terdiri
dari tanah darat ± 2.286 Ha, Tanah Sawah ± 502 Ha,l etak ketinggian dari
permukaan laut ± 2000m. Kecamatan Dukupuntang secara struktual membawahi 13
(Tiga Belas) Desa/Kelurahan yaitu:
1.
Kelurahan/Desa Sindangjawa : E. Kasturi
2.
Kelurahan/Desa Kepunduan : Nunung Nuraeni, S.Psi
3.
Kelurahan/Desa Girinata : Sunarasa
4.
Kelurahan/Desa Cipanas : Pandi
5.
Kelurahan/Desa Kedongdong Kidul :
H. Wihartati
6.
Kelurahan/Desa Bobos :
Arga
7.
Kelurahan/Desa Cikalahang :
Ibnu Rudianto
8. Kelurahan/Desa Mandala : Rodiah Mahdar Araf
9.
Kelurahan/Desa Dukupuntang :
H. Eno Sutrisno
10. Kelurahan/Desa Balad : H. Yoyo Subagyo
11.
Kelurahan/Desa Cangkoak :
Wasta
12.
Kelurahan/Desa Cisaat :
Sudana
13.
Kelurahan/Desa Sindangmekar :
Drs. Misja Sunaryo
Data
Kependudukan
DATA
KEPENDUDUKAN
|
||
Jumlah Kepala Keluarga Menurut Jenis
Kelamin
|
||
Jumlah Laki-Laki
|
Jumlah Perempuan
|
|
1
|
30.698
|
29.658
|
B. Asal Usul Desa
Dukupuntang
Pada
waktu terjadi peperangan antara Mbah Kuwu Cirebon dengan Ratu Rajagakuh pasukan
mbah kuwu Cirebon dibagi atas dua kelompok, kelompok pertama membentang ke
jurusan selatan dengan maksud untuk mencegat datangnya musuh dari rajagaluh dan
kelompok kedua ke jurusan barat untuk membuat benteng pertahanan/penghalang
datangnya musuh lewat Bobos pendukuhan bekas pembentangan tersebut dinamakan
puntang.
Dinegri
seberang sultan Bagdad mempunyai empat orang anak yaitu Syarif Durkhman, Syarif
Durkhim, Syarif Kaffi, dan Nyi Syarif Bagdad. mereka mempunyai alat kesenian
berupa gembyung (terbang) namun ayahnya melarang membunyikan bahkan apabila
dibunyikan ayahnya terus menerus memarahi mereka. oleh karena itu tidak tahan
dimarahi ayahnya bersama pengikutnya keempatnya melarikan diri menu daerah
Cirebon, pengikutnya itu terdiri dari laki-laki dan perempuasn sekitar 1.200
orang ditempatkan di Puntang.
Diantara
pengikutnya terdapat dua orang yang sangat dikenal yaitu Tuan Keli pesuruh dari
bagdad dan pangeran Ardi kersa yang ditugaskan oleh Mbah Kuwu Cirebon sebagai
penasehat Syarif Kaffi (Sayid alwi) dipatuanan. dalam rangka menjalankan
tugasnya pangeran Ardi ditemani oleh dua orang sepupuh patuanan yaitu Ki
Baikila dan Ki Rakila setelah Syarif Kaffi wafat ia dimakamkan di Patuanan oleh
penggabungan desa berada di Desa Dukumalang.
Pada
masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar 1912 Bupati Cirebon memutuskan untuk
menggabungkan Desa Dukupuntang dengan Desa Dukumalang diberhentikan dengan
hormat dari jabatannya dan masing-masing diberikan pension berupa sawah seluas
½ bau atau 0,175 Hektar.
Hasil
penggabungan antara Desa Puntang dengan Desa Dukumalang dinamakan Desa
Dukupuntang “Duku” diambil dari nama Dukumalang dan “Puntang” dari desa
“Puntang”. hasil pemilihan kuwu Sabda yang menjabat hingga akhir tahun 1947.
pada
tahun 1966 musyawarah tokoh masyarakat memutuskan untuk mengganti nama Desa
Dukupuntang dengan Desa Kramat denga alas an nama Kramat lebih terkenal
dibandingkan Dukupuntang. namun dengan terbenturnya biaya usulan penggantian
nama tidak sempat diajukan kepada mentri Dalam Negri.
Nama-nama
Kuwu/Kepala Desa Dukupuntang diantaranya:
1.
Kuwu Sabda 1917-1947
. 2. Kuwu
Madi 1948-1963 3.Kuwu Hudori 1963-1966 4. Kuwu Abdullah Iroqie TM 1966-1982 5.Kuwu Madsari (Pjs) 1982-1984 6. Kuwu Abdullah Iroqie TM 1984-1986 7. Kuwu H. Masrun 1986-1994 8. Kuwu Samhari (Pjs) 1994-1995 9. Kuwu Masrurin 1995-2003
C. Peninggalan Sejarah
Masjid Merah Dukupuntang
Dari
segi arsitektur cukup jelas bahwa Masjid Merah ini merupakan bangunan lawas
yang tetap berdiri kokoh, tempat ibadah yang berada di Desa Dukupuntang,
Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon ini konon dibangun sekitar tahun
1500-an dan hingga 1986 masih di pergunakan untuk ibadah solat Jumat sebelum
dibangun Masjid Annur yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Merah tersebut.
dimasjid
ini pada saat adzan dikumandangkan waktu solat jumatdilakukan oleh empat orang
secara bersamaan. walau usianya yang sudah cukup lama Masjid merah ini berdiri
kokoh seperti dituturkan oleh aparat Desa Dukupuntang sejak dibangun
tidakpernah dilakukan renovasi kecil dan sama sekali tidak merubah bentuk
aslinya.
saat
ditanya perihal nama Masjid aparat Desa tersebut mengatakan bahwa asal usuk
nama Masjid memang tidak diketahui warga Dukupuntang tetap menyebutnya dengan
Masjid Merah karena warna tembok masjid ini metah dan hingga sekarangpun masjid
merah ini masih dipergunakan sebagai mushallah untuk beribadah setiap hari.
D. KEGIATAN KEAGAMAAN
·
Dalam seminggu sekali ada
kegiatan keagamaan di setiap rumah dengan mendatangkan para ustad untuk menjadi
penceramah sebagai peneerangan kegiatan ini dikhususkan untuk ibu-ibu.
·
Setiap sore anak anak mengikuti
kegiatan belajar ngaji yang dipmpin oleh ustad Ahmad Munadi dan istrinya untuk
mengajarkan ilmu-ilmu agama.
·
Setiap hari besar isram
dimasjid selalu ramai memperingati peringatan-peringatan hari besar.
E. BUDAYA KESENIAN
·
Kosidah remaja
F. KEBUDAYAAN
1.
Acara Nikahan
·
Siraman yaitu kegiatan yang
dilakukan sehari-hari sebelum akad nikah calon pengantin dimandikan dengan air
kembang tujuh rupa
·
Sawer penganting yang
dilasanakan setelah selesai akad nikah
·
Bakar kemenyan, sebagian
masyarakat masih sering membakar kemenyan saat ada acara-acara pernikahan,
khitanan, dll.
2.
Acara Tujuh Bulanan
·
Rujakan yang membuat rujak
dengan tujuh macam buah yang berbeda lalu dibagikan untuk tetangga.
G.FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBAHAN DESA DUKUPUNTANG
1.
Faktor Teknologi
Sekarang
teknologi sangat berpengaruh sekali terhadap kebudayaan Desa Dukupuntang karena
dengan adanya kemajuan teknologi yang masuk ke desa ini kebanyakan masyarakat sudah
melupakan kebudayaan nene moyang dan dari segi pakaian masyarakat sudah meniru
cara berpakaian seerti yang selalu mereka lihat di acara TV.
2.
Faktor Pendidikan
Sekarang
pendidikan sudah sedik demi sedikit berkembang didesa ini dulu kebanyakan
anak-anak sekolah hanya sampai SD sekarang sudah berkembang beberapa masyarakat
telah berfikir akan pentingnya pendidikan untuk anak mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar